Minggu, 24 Mei 2015

RESUME JURNAL PERKECAMBAHAN SERBUK SARI SECAR INVITRO PADA LIMA JENIS POHON POLONGAN DARI WILAYAH MUMBAI, INDIA



PERKECAMBAHAN SERBUK SARI SECAR INVITRO PADA LIMA JENIS POHON POLONGAN DARI WILAYAH MUMBAI, INDIA
ABSTRAK
Media perkecambahan serbuk sari in vitro dioptimalkan untuk lima jenis pohon polongan yaitu Dalbergia sissoo, Bauhinia purpurea, Palasa, Samanea dan Peltophorum inerme. Media pada suhu kamar dapat menggunakan slide kaca biasa. Media ini digunakan sebagai perkecambahan serbuk sari yang dikumpulkan dari lima spesies pohon di wilayah Mumbai, dengan variasi antara 89% hingga 96%. Panjang maksimum tabung pollen dalam media berbeda-beda dengan mengaitkan diameter pollen antara spesies satu dan spesies lainnya.
Keyword: perkecambahan butir pollen, in vitro media buatan perkecambahan pollen, pohon polongan.
PENDAHULUAN
Serbuk sari adalah sel tumbuhan yang sangat khusus dan kompleks. Pembentukan pollen tube meruakan model perkembangan dan pertumbuhan yang sederhana (Taylor dan Hepler 1997). Dengan demikian, perkecambahan pollen dan pembentukan pollen tube merupakan bahan penelitian penting untuk morfologi, fisiologi, ekologi, evolusi, biokimia dan pembelajaran Biologi (Dane et al. 2004). Perkecambahan pollen secara in vitro merupakan teknik yang effektif untuk mengetahui dasar (Heslop Harrson 1989, Mascarenhas 1993) dan penerapan aspek-aspek dari pollen (Herreo 1991, Kristen dan Kapplar 1990).
Perkecambahan serbuk sari secara in vitro adalah metode penting dan dapat dipercaya pada pengujian kelayakn hidup mereka. Bahan kimia yang digunakan dalam standar pengujian kelayakan akan sangat membantu upaya pemuliaan pohon dan kryopreservasi serbuk sari biji-bijian. Di India, informasi mengenai pollen pada tumbuhan berup pohon masih sangat langka (Sharma, 1992), meskipun telah banyak s[esies pohon dari hortikultura yang penting yang telah dipelajari (Alexander & Ganeshan 1993). Pemberitaan ini telah mencatat perkembangan dan respon serbuk sari pada lima tumbuhan polong-polongan penting di India.
BAHAN & METODE

            Berikut eksperimen dengan serbuk sari dari jenis pohon yang dipilih pada berbagai media media standar dikembangkan memiliki komposisi yang ditunjukkan dalam tabel 1. Semua bahan kimia yang digunakan adalah kelas analar dan solusi saham disusun menggunakan air suling ganda. Medium padat pada suhu kamar dan karenanya pengamatan di bawah mikroskop dapat dilakukan dengan mudah. Lima jenis pohon polongan penting, yaitu. Dalbergia sissoo Roxb. ex DC. Bauhinia purpurea L., Palasa (Lam.) Taub., Samanea saman (Jacq) Merr. dan Peltophorum inerme (Roxb.) Naves contoh Fernandez-V illar dipilih dari berbagai bagian wilayah Mumbai. Bunga terbuka segar dikumpulkan dari lima pohon dari masing-masing spesies ini selama periode mekar masing-masing. Setetes media meleleh (sekitar 500µl) ditempatkan pada bersih, preparat kering dan diizinkan memperkuat. Serbuk sari yang dikumpulkan dari kepala sari yang pecah dari bunga dicampur dan ditaburi secara merata ke media dan preparat kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang dilapisi dengan kertas saring basah. Lima preparat yang dibuat dari setiap pohon. ini cawan petri ditempatkan dalam inkubator pada suhu berkisar antara 28º dan 32º C. Pada interval reguler preparat diperiksa di bawah mikroskop untuk perkecambahan biji-bijian serbuk sari. Setidaknya lima bidang mikroskopis dan sekitar 20 serbuk sari tabung per preparat diperiksa untuk memperkirakan perkecambahan serbuk sari dan serbuk sari panjang tabung masing-masing. Panjang tabung polen diukur dengan bantuan mikrometer okuler dikalibrasi. Panjang rata-rata dari 20 tabung serbuk sari dan standard error dihitung.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam eksperimen awal untuk mengoptimalkan media perkecambahan serbuk sari dalam beberapa spesies pohon yang telah dipilih diberbagai media yang telah disiapkan dengan konsistuen konsentrasi bervariasi adalah sebagai berikut : Sukrosa 5-15%, Agar-agar 0.25-1.00%, Kalsium Nitrat 100 300 mg/L, Magnesium Sulfat 100-300 mg/L, Asam Boric 100-200 mg/L dan Potasium Nitrat 100-2 mg/L). Formula yang ditetapkan pada Tabel 1 ditemukan untuk memberikan hasil yang terbaik.
Tabel 1 – Komposisi standar perkecambahan serbuk sari dari beberapa spesies pohon polongan penting di India
No.
Komponen
Konsentrasi
1.
Sukrosa
10.0 %
2.
Agar-agar
0,5 %
3.
Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2 .  4H2O)
300 mg/L
4.
Magnesium Sulfat (MgSO4. 7H2O)
150 mg/L
5.
Potasium Nitrat (KNO3)
200 mg/L
6.
Asam Boric (H3BO3)
200 mg/L

Tabel 2 – Prosentasi perkecambahan biji benang sari dan panjang maksimum tabung serbuk sari pada 5 pohon polongan
No.
Spesies
Perkecambahan biji serbuk sari (%)
Pertumbuhan maksimum  tabung serbuk sari yang direkam pada media (µm)
Rata-rata
S.E
Rata-rata
S.E
1.
Dalbergia sissoo
84.7
16.9
380.0
20.0
2.
Butea monosperma
85.0
12.0
240.0
20.0
3.
Samanea saman
96.0
4.6
87.0
8.2
4.
Peltophorum inerme
92.0
15.0
220.0
20.2
5.
Bauhinia purpurea
85.0
15.0
2740.0
470.0

Prosentasi perkecambahan serbuk sari dan panjang maksimum tabung serbuk sari pada berbagai spesies pohon yang terdapat dalem Tabel 2. Dalam jarak 30 menit setelah menempatkannya dalam inkubator, biji serbuk sari dari semua spesies berkecambah sampai batas maksimum dan panjang tabung mencapai maksimum dalam waktu 6 jam, panjang buluh serbuk mencapai maksimum. Panjang buluh serbuk tidak dapat diukur dengan baik setelah waktu ini karena  beberapa dari mereka pecah atau.
Hasil menunjukkan dengan jelas bahwa standarisasi media buatan dapat digunakan untuk menilai viabilitas serbuk sari pada sejumlah tumbuhan polong-polongan dan tanaman hias. Samanea saman menunjukkan angka perkecambahan tertinggi yaitu 96%, tetapi pertumbuhan buluh serbuk maksimum paling sedikit pada spesies ini ketika dibandingkan dengan yang lain. Bauhinia purpurea memperlihatkan peertumbuhan tertinggi pada panjang buluh serbuknya. Ini sangat menarik untuk dipethatikann bahwa ukuran butir serbuk sari dan panjang maksimum dari buluh serbuk  yang dicapai menunjukkan suatu hubungan. Contohnya butir serbuk sari dari Bauhinia purpurea adalah yang terbesar diantara spesies yang diamati dan mempunyai panjang maksimum buluh serbuk yang paling tinggi yaitu 2740 μm, sedangkan butir serbuksari  Samanea saman adalah yabg terkecil dan pertumbuhan maksimum hanya mencapai 87 μm dalam medium standar.
Walaupun dalam studi memuaskan ini perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk diperoleh dari 5 pohon spesies tanaman polong-polongan dalam medium dengan 10% sukrosa, seharusnya tidak di asumsikan bahwa semua spesies pohon mempunyai tingkat sukrosa optimal yang sama. Sebagai contoh, pada spesies tumbuhan berkayu lain menunjukkan onsentrasi sukrosa optimum  yaitu 20% pada Abelmoschus esculentus (L.) Moench, Malvaceae,(Dabgar & Jain 2001, Blaoch et al. 2001) sedangkan pada Pisticia vera L. Anacardiaceae,dibutuhkan 50% (Golan-Goldhirsh et al. 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar