PERKECAMBAHAN
SERBUK SARI SECAR INVITRO PADA
LIMA JENIS POHON POLONGAN DARI WILAYAH MUMBAI, INDIA
ABSTRAK
Media perkecambahan serbuk sari in vitro
dioptimalkan untuk lima jenis pohon polongan yaitu Dalbergia sissoo, Bauhinia purpurea,
Palasa, Samanea dan Peltophorum inerme. Media pada suhu kamar dapat menggunakan
slide kaca biasa. Media ini digunakan sebagai perkecambahan serbuk sari yang
dikumpulkan dari lima spesies pohon di wilayah Mumbai, dengan variasi antara
89% hingga 96%. Panjang maksimum tabung pollen dalam media berbeda-beda dengan
mengaitkan diameter pollen antara spesies satu dan spesies lainnya.
Keyword: perkecambahan butir pollen, in vitro media
buatan perkecambahan pollen, pohon polongan.
PENDAHULUAN
Serbuk sari adalah sel tumbuhan yang sangat khusus dan
kompleks. Pembentukan pollen tube
meruakan model perkembangan dan pertumbuhan yang sederhana (Taylor dan Hepler
1997). Dengan demikian, perkecambahan pollen dan pembentukan pollen tube merupakan bahan penelitian penting
untuk morfologi, fisiologi, ekologi, evolusi, biokimia dan pembelajaran Biologi
(Dane et al. 2004). Perkecambahan pollen secara in vitro merupakan teknik yang effektif untuk mengetahui dasar
(Heslop Harrson 1989, Mascarenhas 1993) dan penerapan aspek-aspek dari pollen
(Herreo 1991, Kristen dan Kapplar 1990).
Perkecambahan serbuk sari secara in vitro adalah metode penting dan dapat dipercaya pada pengujian
kelayakn hidup mereka. Bahan kimia yang digunakan dalam standar pengujian
kelayakan akan sangat membantu upaya pemuliaan pohon dan kryopreservasi serbuk
sari biji-bijian. Di India, informasi mengenai pollen pada tumbuhan berup pohon
masih sangat langka (Sharma, 1992), meskipun telah banyak s[esies pohon dari
hortikultura yang penting yang telah dipelajari (Alexander & Ganeshan
1993). Pemberitaan ini telah mencatat perkembangan dan respon serbuk sari pada
lima tumbuhan polong-polongan penting di India.
BAHAN & METODE
Berikut eksperimen dengan serbuk sari dari jenis pohon yang dipilih pada berbagai media media standar dikembangkan memiliki komposisi yang ditunjukkan dalam tabel 1. Semua bahan kimia yang digunakan adalah kelas analar dan solusi saham disusun menggunakan air suling ganda. Medium padat pada suhu kamar dan karenanya pengamatan di bawah mikroskop dapat dilakukan dengan mudah. Lima jenis pohon polongan penting, yaitu. Dalbergia sissoo Roxb. ex DC. Bauhinia purpurea L., Palasa (Lam.) Taub., Samanea saman (Jacq) Merr. dan Peltophorum inerme (Roxb.) Naves contoh Fernandez-V illar dipilih dari berbagai bagian wilayah Mumbai. Bunga terbuka segar dikumpulkan dari lima pohon dari masing-masing spesies ini selama periode mekar masing-masing. Setetes media meleleh (sekitar 500µl) ditempatkan pada bersih, preparat kering dan diizinkan memperkuat. Serbuk sari yang dikumpulkan dari kepala sari yang pecah dari bunga dicampur dan ditaburi secara merata ke media dan preparat kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang dilapisi dengan kertas saring basah. Lima preparat yang dibuat dari setiap pohon. ini cawan petri ditempatkan dalam inkubator pada suhu berkisar antara 28º dan 32º C. Pada interval reguler preparat diperiksa di bawah mikroskop untuk perkecambahan biji-bijian serbuk sari. Setidaknya lima bidang mikroskopis dan sekitar 20 serbuk sari tabung per preparat diperiksa untuk memperkirakan perkecambahan serbuk sari dan serbuk sari panjang tabung masing-masing. Panjang tabung polen diukur dengan bantuan mikrometer okuler dikalibrasi. Panjang rata-rata dari 20 tabung serbuk sari dan standard error dihitung.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Dalam eksperimen awal untuk mengoptimalkan media
perkecambahan serbuk sari dalam beberapa spesies pohon yang telah dipilih diberbagai
media yang telah disiapkan dengan konsistuen konsentrasi bervariasi adalah sebagai
berikut : Sukrosa 5-15%, Agar-agar 0.25-1.00%, Kalsium Nitrat 100 300 mg/L,
Magnesium Sulfat 100-300 mg/L, Asam Boric 100-200 mg/L dan Potasium Nitrat
100-2 mg/L). Formula yang ditetapkan pada Tabel 1 ditemukan untuk memberikan
hasil yang terbaik.
Tabel 1 – Komposisi standar perkecambahan serbuk
sari dari beberapa spesies pohon polongan penting di India
|
No.
|
Komponen
|
Konsentrasi
|
|
1.
|
Sukrosa
|
10.0 %
|
|
2.
|
Agar-agar
|
0,5 %
|
|
3.
|
Kalsium
Nitrat (Ca(NO3)2 .
4H2O)
|
300 mg/L
|
|
4.
|
Magnesium
Sulfat (MgSO4. 7H2O)
|
150 mg/L
|
|
5.
|
Potasium
Nitrat (KNO3)
|
200 mg/L
|
|
6.
|
Asam Boric
(H3BO3)
|
200 mg/L
|
Tabel 2 – Prosentasi perkecambahan biji benang sari
dan panjang maksimum tabung serbuk sari pada 5 pohon polongan
|
No.
|
Spesies
|
Perkecambahan
biji serbuk sari (%)
|
Pertumbuhan
maksimum tabung serbuk sari yang
direkam pada media (µm)
|
||
|
Rata-rata
|
S.E
|
Rata-rata
|
S.E
|
||
|
1.
|
Dalbergia sissoo
|
84.7
|
16.9
|
380.0
|
20.0
|
|
2.
|
Butea monosperma
|
85.0
|
12.0
|
240.0
|
20.0
|
|
3.
|
Samanea saman
|
96.0
|
4.6
|
87.0
|
8.2
|
|
4.
|
Peltophorum inerme
|
92.0
|
15.0
|
220.0
|
20.2
|
|
5.
|
Bauhinia purpurea
|
85.0
|
15.0
|
2740.0
|
470.0
|
Prosentasi
perkecambahan serbuk sari dan panjang maksimum tabung serbuk sari pada berbagai
spesies pohon yang terdapat dalem Tabel 2. Dalam jarak 30 menit setelah
menempatkannya dalam inkubator, biji serbuk sari dari semua spesies berkecambah
sampai batas maksimum dan panjang tabung mencapai maksimum dalam waktu 6 jam,
panjang buluh serbuk mencapai maksimum. Panjang buluh serbuk tidak dapat diukur
dengan baik setelah waktu ini karena beberapa
dari mereka pecah atau.
Hasil menunjukkan dengan
jelas bahwa standarisasi media buatan dapat digunakan untuk menilai viabilitas
serbuk sari pada sejumlah tumbuhan polong-polongan dan tanaman hias. Samanea saman menunjukkan angka
perkecambahan tertinggi yaitu 96%, tetapi pertumbuhan buluh serbuk maksimum
paling sedikit pada spesies ini ketika dibandingkan dengan yang lain. Bauhinia purpurea memperlihatkan
peertumbuhan tertinggi pada panjang buluh serbuknya. Ini sangat menarik untuk
dipethatikann bahwa ukuran butir serbuk sari dan panjang maksimum dari buluh
serbuk yang dicapai menunjukkan suatu
hubungan. Contohnya butir serbuk sari dari Bauhinia
purpurea adalah yang terbesar diantara spesies yang diamati dan mempunyai
panjang maksimum buluh serbuk yang paling tinggi yaitu 2740 μm, sedangkan butir
serbuksari Samanea saman adalah yabg terkecil dan pertumbuhan maksimum hanya
mencapai 87 μm dalam medium standar.
Walaupun dalam studi memuaskan ini perkecambahan
serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk diperoleh dari 5 pohon spesies tanaman
polong-polongan dalam medium dengan 10% sukrosa, seharusnya tidak di asumsikan
bahwa semua spesies pohon mempunyai tingkat sukrosa optimal yang sama. Sebagai
contoh, pada spesies tumbuhan berkayu lain menunjukkan onsentrasi sukrosa
optimum yaitu 20% pada Abelmoschus esculentus (L.) Moench, Malvaceae,(Dabgar & Jain 2001,
Blaoch et al. 2001) sedangkan pada Pisticia
vera L. Anacardiaceae,dibutuhkan 50% (Golan-Goldhirsh et al. 1991).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar